Resolusi Lahan Produktif

Posted by Noer Rachman Hamidi


Musibah asap yang ‘mengalir’ sampai jauh ke negeri-negeri jiran ini hanya dua kemungkinan penyebabnya yaitu kebakaran atau pembakaran. Baik itu kebakaran  yang tidak disengaja atau pembakaran yang disengaja oleh oknum-oknum tertentu – tetap saja mestinya tidak boleh terjadi.

Penguasa negeri harus bisa mencegah musibah seperti ini berulang, apalagi bila ini kesengajaan untuk kepentingan ekonomis jangka pendek. Bagaimana caranya ? salah satu cara yang paling memungkinkan adalah mengikuti petunjukNya baik di Al-Qur’an maupun sunnah NabiNya, khususnya tentang pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan.

Yang sangat relevan untuk masalah ini adalah konsep Himaa seperti yang terungkap dalam hadits shahih yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas R.A dari Ash Sha’ba bin Jutsamah berikut :
“Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah bersabda : “Tidak Ada Himaa kecuali kepada Allah dan RasulNya”. Yahya berkata : “Telah sampai kepada kami bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah menetapkan Himaa di Naqi’ sedang ‘Umar pernah menetapkan Himaa di As-Saraf dan ArRabdzah””. (HR Bukhari).

Himaa adalah praktek kawasan lindung yang sebenarnya sudah ada sejak sebelum Islam, hanya saja di jaman jahiliyah Himaa digunakan untuk kepentingan penguasa/orang kuat yang menguasai daerah tertentu. Ketika Islam datang, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam melarang praktek seperti Himaa di jaman jahiliyah tersebut.

Yang diijinkan dan bahkan juga dilakukan beliau adalah Himaa yang diarahkan untuk kepentingan umum jangka panjang. Himaa hanya boleh untuk kepentingan Allah dan RasulNya, maksudnya adalah untuk umat secara keseluruhan – bukan hanya untuk kepentingan kelompok. Pada contoh Himaa yang dibuat Rasulullah di an-Naqi yang diriwayatkan pada hadits tersebut di atas – dilarang melakukan perburuan pada radius 4 mil dan merusak pohon-pohon serta tanaman-tanaman pada radius 12 mil

Lebih jauh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam melarang penguasa Himaa untuk kepentingan sendiri, rakyat tidak boleh dirugikan. Kebutuhan masyarakat setempat harus terpenuhi bukan hanya masa kini tetapi juga untuk pencadangan masa yang akan datang.

Praktek ini ini kemudian dilanjutkan oleh para khalifah penerus Nabi, bahkan di Arab Saudi sampai tahun 1960-an masih ada sekitar 3,000 Himaa sebelum akhirnya tergerus oleh berbagai kepentingan ekonomi jangka pendek.

Bagaimana Himaa yang dikelola sesuai dengan petunjuk Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam akan bisa mengatasi musibah seperti pada problem asap tersebut di atas ?

Musibah seperti asap ini terjadi karena segelintir oknum tertentu mengambil manfaat berlebihan dari lahan yang dikuasainya – mirip praktek di jaman jahiliah. Kemudian resiko ini diperparah dengan kurangnya pengawasan oleh penguasa setempat maupun penguasa negeri.

Kalau ada pengawasan yang ketat, masak sih api yang begitu luas cakupannya, sampai dari angkasa luar saja kelihatan – sampai menyeberang lautan selalu terlambat untuk diketahui..?

Sangka baik kita adalah kurangya pengawasan ini mungkin karena kurang prasarananya untuk mengawasi lokasi-lokasi yang sangat luas yang dikuasai swasta tersebut secara detil. Tetapi ini juga sulit di justifikasi di era teknologi pencitraan yang bahkan kita sudah bisa melihat rumah kita dari satelitnya Google !

Masalah kepentingan kelompok dan kurangnya pengawasan ini otomatis bisa diatasi bila konsep Himaa yang diberlakukan. Dengan konsep Himaa suatu wilayah dijaga kelestariannya untuk kepentingan umat secara keseluruhan, baik kepetntingan jangka pendek maupun kepentingan bagi keturunan yang akan datang.

Kepentingan jangka pendek seperti memberi sumber penghidupan (makan) bagi masyarakat sekitar, juga ternak-ternaknya. Kepentingan jangka panjang adalah untuk menjaga kelangsungan ketersediaan air, udara bersih dan juga makanan bahkan nantinya juga energi.

Bila masyarakat tahu betul bahwa wilayah Himaa ini adalah juga untuk mereka, pastinya mereka akan ikut sekuat tenaga menjaganya. Ini bisa menutupi kelemahan pemerintah daerah dan pusat untuk mengawasi wilayah-wilayah luas yang harus dijaga kelestarian ini.

Bagaimana membuat Himaa bermanfaat langsung bagi masyarakat sekitarnya kini dan nanti ?, bila yang ditanam di lokasi Himaa ini adalah berbagai jenis tanaman yang memberi sumber penghidupan/makanan maka masyarakat sekitar akan langsung merasakan manfaatnya – sehingga mereka akan terdorong untuk menjaganya.

Berbagai jenis tanaman polyculture yang disandingkan dan diunggulkan untuk membentuk Himaa ini dapat menggunakan pola Kebun-Kebun Al-Qur’an (KKA) yang bisa juga dilengkapi dengan kombinasi vegetasi lokal yang sesuai.

Lantas bagimana meng-Himaa-kan lahan-lahan yang kini terlanjur dikuasai swasta ?,  musibah kebakaran hutan ini bisa jadi peluang bagi pemerintah untuk menatanya. Pemerintah tentu mampu mengidentifikasi lahan-lahan mana yang menjadi sumber titik api. Bila pengelolanya tidak mampu mencegah kejadian ini berulang, bisa saja pemerintah memberi sangsi dengan mencabut Hak Guna Usaha-nya.

Cara kedua adalah masyarakat bisa rame-rame mengambil alih lahan yang bermasalah tersebut tetapi dengan cara yang baik dan difasilitasi oleh pihak yang berwenang, misalnya dengan membelinya dengan harga yang wajar. Uangnya dari mana ?, untuk kemaslahatan umat secara luas dan jangka panjang seperti ini bisa digerakkan konsep waqaf uang untuk penyelamatan lingkungan.

Setelah HGU balik ke pemerintah atau menjadi tanah waqaf, pemerintah atau pengelola tanah waqaf bisa mengelolanya sebagai Himaa dengan mengikuti petunjuk Allah dan RasulNya. InsyaAllah banyak ulama-ulama kita yang akan mampu menjabarkan konsep Himaa ini secara lebih baik dari yang dijelaskan disini.

Kami insyaAllah siap membantu dari sisi pengisian tanamantanaman yang dibutuhkan – baik tanaman yang secara spesifik disebutkan di Al-Qur’an,  maupun tanaman-tanaman yang disebut secara generik – yang tentu saja ada jenis lokalnya yang sesuai. Indahnya solusi Himaa ini adalah seperti sambil menyelam minum air, seperti sekali merangkuh dayung dua – tiga pulau terlampaui.

Yaitu sambil mengamankan lingkungan untuk kemaslahatan yang sangat luas, kebutuhan pokok masyarakat setempat terpenuhi berupa hutan penghasil pangan (food forest), cadangan air dan pada waktunya nanti insyaAllah juga sumber energi yang terbarukan.

Pastinya upaya seperti ini tidak mudah, tetapi bila ada cara yang lebih mudah – mestinya masalah kebakaran hutan seperti yang terjadi sekarang ini kan sudah tidak berulang lagi, musibah asap-pun seharusnya sudah tidak lagi menyengsarakan rakyat sendiri dan rakyat negeri-negeri jiran kita.

Bahwasanya problem yang sama masih terus berulang, barangkali memang kita harus mulai langkah-demi langkah yang berat seperti mengimplementasikan konsep Himaa tersebut di atas. Ini langkah mendaki nan sukar, tetapi sangat bisa jadi inilah jalan satu-satunya itu.

Wa Allahu A’lam

www.rumah-hikmah.com

Tulisan Terkait:

Info Bisnis:

Info Keuangan:

coconut fiber indonesia - civet coffee beans luwak indonesia - rumah baru dekat tol di jatiasih - eksportir indonesia - solusi properti - rumah dinar - manufaktur indonesia - agribisnis indonesia - white copra indonesia - coconut coir pellets - jual panel beton murah siap pakai - jasa pasang panel beton - jual komponen nepel, mur, baut, spare parts ac, kuningan - komponen, nepel, mur, baut, ac, kuningan - industri manufaktur pengecoran kuningan - brass foundry casting manufacturer - brass billets, bullets, neple, nut, bolt, fitting, parts - tanah di kawasan strategis - rumah baru eksklusif dekat tol - rumah murah dekat tol - jual tanah di sudirman - jual tanah di kuningan - jual tanah dekat menteng - paket tour perjalanan wisata - apakah dinar emas - tanya jawab dinar - jual dinar - beli dinar - dinar emas -

Description: Resolusi Lahan Produktif
Rating: 4.5
Reviewer: google.com
ItemReviewed: Resolusi Lahan Produktif
SelengkapnyaResolusi Lahan Produktif

Menyimak kembali tànaman Alfaafa dari Al Quran

Posted by Noer Rachman Hamidi


Solusi agar kita tidak meninggalkan generasi yang lemah sesudah kita, dan juga solusi agar anak-anak kita tumbuh sama tinggi dengan bangsa lain di dunia ini insyaallah sudah begitu jelas – tinggal menunggu tindakan nyata kita untuk mengimplementasikannya.

Salah satu solusi ini adalah hasil diskusi yang membahas surat An-Naba' (Berita Besar) ayat ke 16. Ayat tepatnya berbunyi "wa jannaatin alfaafa" yang oleh penterjemah Departemen Agama diartikan sebagai "dan kebun-kebun yang rindang". Mungkin karena keterbatasan bahasa Indonesia, ayat tersebut diatas diterjemahkan sama persis dengan ayat lain yang berbunyi "wa khadaa iqo ghulba" (QS 80 :30) yang terjemahannya juga "dan kebun-kebun yang rindang" .

Sangat bisa jadi Allah mempunyai maksud lain ketika menggunakan kalimat yang berbeda untuk menggambarkan "kebun-kebun yang rindang" tersebut. Bisa jadi alfaafa yang menurut ustadz saya dalam bahasa arab umumnya berarti "berkumpul, bercampur baur, berdekat-dekatan" untuk meggambarkan banyaknya pohon dalam kebun dlsb.; juga berarti nama jenis tanaman tertentu ?.

Di dunia ini memang ada tanaman luar biasa yang dalam bahasa Inggris disebut Alfalfa atau dalam bahasa latinnya disebut Medicago Sativa - bisa jadi ini adalah tanaman Alfaafa dalam ayat tersebut diatas !. Karena menurut sejarah tanaman ini sudah ada sejak 6,000 tahun sebelum Masehi , dan dokumen tertua yang ada menjelaksan tentang tanaman Alfalfa ini adalah dokumen di Turki yang ditulis kurang lebih 1300 tahun sebelum masehi. Jadi tanaman Alfalfa memang ada pada saat Al-Qur'an turun !.

Terlepas dari kebenaran yang masih perlu dikaji – yaitu apakah yang disebut di Al Qur'an sebagai "wa jannaatin alfaafa" ini adalah "kebun-kebun yang rindang" secara umum, atau secara khusus diarahkan untuk kebun Alfalfa. Yang jelas tanaman Alfalfa ini memang merupakan karunia yang luar biasa dari Allah untuk umat manusia di dunia.

Karunia tersebut antara lain adalah :

  1. Akarnya yang sangat dalam masuk ketanah, selain menjadi penahan erosi yang sangat efektif juga dapat menyerap hampir seluruh unsur-unsur penting yang ada di dalam tanah.
  2. Memiliki protein yang sangat tinggi, dari sebuah riset di Kroasia, tangkai Alfalfa bisa mengandung protein sampai sekitar 18% ; dan bahkan daunnya bisa diatas 30 %.
  3. Dengan kandungan protein yang sangat tinggi tersebut, maka seluruh hewan ternak ruminansia (sapi, kerbau, kambing dlsb) akan sangat cepat tumbuh bila diberi makan dari Alfalfa ini.
  4. Bahkan daun Alfalfa memiliki kandungan klorofil yang sangat tinggi yang bermanfaat untuk kesehatan manusia.
  5. Dlsb.dlsb.

Lantas apa kaitannya tanaman Alfalfa ini dengan krisis berkurang tinggi-nya anak-anak Indonesia yang disebabkan oleh kurangnya makan daging ?.

Daging dari sapi, kambing dan lain sebagainya akan mudah dihasilkan dengan murah bila ditemukan tanaman yang mengandung protein tinggi seperti tanaman Alfalfa ini. Tidak heran negeri seperti Amerika menanam tambahan sekitar 9.2 juta hektar tanaman ini setiap tahunnya untuk makanan ternak mereka. Nilai ekonomi tanaman Alfalfa di negeri tersebut sangat tinggi ( nomor ketiga setelah jagung dan kedelai) karena menjadi sumber pakan ternak yang sangat efektif ini.

Lantas mengapa tidak kita tanam saja banyak-banyak agar kambing dan sapi kita cepat tumbuh – agar daging menjadi murah dan terjangkau oleh seluruh rakyat ?. Tidak mudah memang, beberapa pihak di tanah air sudah mencobanya tetapi belum berhasil.

Saat ini kita bisa membeli benih tanaman ini dari luar tetapi yang sudah dibuat infertile oleh produsennya. Inilah jahatnya mereka, mereka tidak menghendaki tanaman yang luar biasa ini tumbuh di negeri seperti Indonesia – agar negeri seperti kita ini tetap tergantung pada negara-negara tersebut untuk terus impor daginng dlsb.

Tetapi one way or another , kita harus bisa menumbuhkan tanaman ini banyak-banyak di negeri kita ini, agar kita bisa beternak kambing dan sapi banyak-banyak secara efisien. Agar anak-anak negeri ini mampu makan daging secara cukup kedepannya. Apalagi bila benar Alfalfa ini adalah tanaman yang disebut di surat An-Naba' tersebut diatas, pasti manfaatnya untuk seluruh umat manusia – tidak hanya bangsa negara maju saja.

Melihat potensi yang begitu besar ini, kami mengundang para ahli dan praktisi pertanian di seluruh Indonesia – yang memiliki pengetahuan atau pengalaman langsung dengan Alfalfa ini - untuk membantu kami membudi dayakan Alfalfa ini secara luas di Indonesia. Kami terbuka untuk berbagai bentuk kerjasama yang baik untuk membangun kegenerasi yang kuat kedepan, generasi penghafal Al-Qur'an yang minum susu kambing secara cukup dan juga makan daging yang cukup.

Siapa tahu Anda bisa menjadi bagian dari solusi atas masalah-masalah besar yang terkait dengan sumber pangan bangsa ini kedepan. Solusi yang petunjuknya sudah begitu jelas ada di Al-Qur'an . InsyaAllah bersama kita bisa !.


www.rumah-hikmah.com

Tulisan Terkait:

Info Bisnis:

Info Keuangan:
coconut fiber indonesia - civet coffee beans luwak indonesia - rumah baru dekat tol di jatiasih - eksportir indonesia - solusi properti - rumah dinar - manufaktur indonesia - agribisnis indonesia - white copra indonesia - coconut coir pellets - jual panel beton murah siap pakai - jasa pasang panel beton - jual komponen nepel, mur, baut, spare parts ac, kuningan - komponen, nepel, mur, baut, ac, kuningan - industri manufaktur pengecoran kuningan - brass foundry casting manufacturer - brass billets, bullets, neple, nut, bolt, fitting, parts - tanah di kawasan strategis - rumah baru eksklusif dekat tol - rumah murah dekat tol - jual tanah di sudirman - jual tanah di kuningan - jual tanah dekat menteng - paket tour perjalanan wisata - apakah dinar emas - tanya jawab dinar - jual dinar - beli dinar - dinar emas -

Description: Menyimak kembali tànaman Alfaafa dari Al Quran
Rating: 4.5
Reviewer: google.com
ItemReviewed: Menyimak kembali tànaman Alfaafa dari Al Quran
SelengkapnyaMenyimak kembali tànaman Alfaafa dari Al Quran

Beginilah bila kita meninggalkan Sumber Segala Ilmu...

Posted by Noer Rachman Hamidi


Ketika seluruh elemen masyarakat negeri ini disibukkan oleh pesta demokrasi beberapa bulan terakhir dan masih akan berlangsung hingga setidaknya tiga bulan kedepan, lolos dari perhatian kita tentang adanya masalah serius yang seharusnya lebih utama untuk menjadi fokus seluruh pihak yang berkompeten. Masalah tersebut adalah darurat pangan, yang diindikasikan dengan impor pangan yang melonjak akhir-akhir ini.

Kwartal I tahun 2014 ini saja, kita mengimpor  4.69 juta ton bahan pangan dengan nilai US$ 2.36 miyar atau sekitar Rp 27 trilyun. Terbesarnya untuk biji gandum (US$ 519.55 juta), gula tebu (US$ 397.53), kedelai (US$ 303.32 juta) dan susu (US$ 231.1 juta).

Kita juga impor bahan-bahan pangan yang tidak terlalu penting dengan jumlah impor yang menakjubkan. Misalnya kita impor tembakau (US$ 135.29 juta) dengan nilai yang bahkan lebih besar dari nilai impor jagung (US$ 133.36 juta).

Kita impor berbagai jenis cabe mulai dari yang kering tumbuk (US$ 6.03 juta), cabe awet sementara (US$ 1.2 juta) dan cabe segar dingin. Kita bahkan masih juga impor beras, garam, minyak goreng, bawang putih, kelapa, kentang, teh, kopi sampai ubi jalar !

Indonesia negeri katulistiwa, salah satu negeri yang paling kaya dari sisi biodiversity-nya. Sedangkan kekayaan biodiversity adalah modal utama untuk apa yang disebut ecosystem services – yaitu produk barang dan jasa yang tersedia di alam kita – yang kita perlukan agar kehidupan ini berkelanjutan.

Ecosystem services ini terdiri dari penyediaan pangan, air, naungan/rumah, pakaian, obat-obatan, perputaran iklim, kesuburan tanah, pengolahan limbah/polusi dlsb.

Kekayaan biodiversity yang terpusat di negeri-negeri seputar equatorial yang memiliki hutan tropis seperti Indonesia, seharusnya menjadi modal utama kita mengembalikan dan melestarikan ecosystem – yang kemudian dari ecosystem inilah segala produk dan layanan alam yang berkelanjutan bisa kita nikmati.

Bukan hanya itu, konsentrasi kekayaan biodiversity yang sangat tinggi di negeri kita – negeri katulistiwa ini, seharusnya menjadi tanggung jawab dan amanah besar bagi kita untuk menjaganya. Bukan untuk kepentingan kita saat ini saja, tetapi juga kepentingan seluruh penduduk bumi hingga akhir jaman.

Pertanyaannya adalah mengapa setelah 69 tahun merdeka yang terjadi justru sebaliknya ? negeri ini terjebak dalam darurat pangan yang mengimpor apa saja yang kita butuhkan ? ya karena selama ini kita tidak berperan positif dalam menjaga ecosystem ini. Karena kita tidak menjaganya, malah yang terjadi justru sebaliknya – maka  tidak banyak juga services yang bisa kita harapkan dari ecosystem yang rusak.

Lantas bagaimana kita bisa mengembalikan ecosystem ini agar dia bisa memberikan services-nya secara maksimal ? Usia manusia yang terlalu pendek dan ilmunya yang terlalu sempit – membuatnya sangat berisiko bila dia bereskperimen di alam tanpa menggunakan petunjukNya. Para expert memperhitungkan bahwa kecepatan kepunahan species di alam justru lebih dari 1,000 kali lebih cepat sejak manusia mengesploitasi alam dengan caranya sendiri.

Padahal di antara jutaan spesies di alam ini, manusia-lah yang diberi amanah sebagai wakil Allah di muka bumi untuk memakmurkannya. Dan untuk ini manusia dibekali dengan petunjukNya yang sangat detil untuk segala hal yang diperlukannya. Ecosystem services yang sempurna – yang berarti ketersediaan sumber-sumber pangan, obat, air, udara bersih sampai papan dan sandang – hanya bisa dijaga kelangsungannya bila manusia ini menggunakan petunjukNya.

Ilmu-ilmu baru insyaallah masih akan terus digali tiada hentinya dari sumber segala sumber ilmu yang hak – yaitu Al-Qur'an dan Al-Hadits, hanya dari sanalah jawaban untuk segala persoalan kehidupan manusia itu tersedia. Sebelum darurat pangan ini menjadi darurat kehidupan, kita perlu mengembalikan ecosystem di alam – agar layanannya berupa ecosystem services dapat terus kita nikmati sampai anak-cucu kita hingga akhir jaman. InsyaAllah.


www.rumah-hikmah.com

Tulisan Terkait:

Info Bisnis:

Info Keuangan:
coconut fiber indonesia - civet coffee beans luwak indonesia - rumah baru dekat tol di jatiasih - eksportir indonesia - solusi properti - rumah dinar - manufaktur indonesia - agribisnis indonesia - white copra indonesia - coconut coir pellets - jual panel beton murah siap pakai - jasa pasang panel beton - jual komponen nepel, mur, baut, spare parts ac, kuningan - komponen, nepel, mur, baut, ac, kuningan - industri manufaktur pengecoran kuningan - brass foundry casting manufacturer - brass billets, bullets, neple, nut, bolt, fitting, parts - tanah di kawasan strategis - rumah baru eksklusif dekat tol - rumah murah dekat tol - jual tanah di sudirman - jual tanah di kuningan - jual tanah dekat menteng - paket tour perjalanan wisata - apakah dinar emas - tanya jawab dinar - jual dinar - beli dinar - dinar emas -

Description: Beginilah bila kita meninggalkan Sumber Segala Ilmu...
Rating: 4.5
Reviewer: google.com
ItemReviewed: Beginilah bila kita meninggalkan Sumber Segala Ilmu...
SelengkapnyaBeginilah bila kita meninggalkan Sumber Segala Ilmu...

Menyimak kembali tànaman Alfaafa dari Al Quran

Posted by Noer Rachman Hamidi


Solusi agar kita tidak meninggalkan generasi yang lemah sesudah kita, dan juga solusi agar anak-anak kita tumbuh sama tinggi dengan bangsa lain di dunia ini insyaallah sudah begitu jelas – tinggal menunggu tindakan nyata kita untuk mengimplementasikannya.

Salah satu solusi ini adalah hasil diskusi yang membahas surat An-Naba' (Berita Besar) ayat ke 16. Ayat tepatnya berbunyi "wa jannaatin alfaafa" yang oleh penterjemah Departemen Agama diartikan sebagai "dan kebun-kebun yang rindang". Mungkin karena keterbatasan bahasa Indonesia, ayat tersebut diatas diterjemahkan sama persis dengan ayat lain yang berbunyi "wa khadaa iqo ghulba" (QS 80 :30) yang terjemahannya juga "dan kebun-kebun yang rindang" .

Sangat bisa jadi Allah mempunyai maksud lain ketika menggunakan kalimat yang berbeda untuk menggambarkan "kebun-kebun yang rindang" tersebut. Bisa jadi alfaafa yang menurut ustadz saya dalam bahasa arab umumnya berarti "berkumpul, bercampur baur, berdekat-dekatan" untuk meggambarkan banyaknya pohon dalam kebun dlsb.; juga berarti nama jenis tanaman tertentu ?.

Di dunia ini memang ada tanaman luar biasa yang dalam bahasa Inggris disebut Alfalfa atau dalam bahasa latinnya disebut Medicago Sativa - bisa jadi ini adalah tanaman Alfaafa dalam ayat tersebut diatas !. Karena menurut sejarah tanaman ini sudah ada sejak 6,000 tahun sebelum Masehi , dan dokumen tertua yang ada menjelaksan tentang tanaman Alfalfa ini adalah dokumen di Turki yang ditulis kurang lebih 1300 tahun sebelum masehi. Jadi tanaman Alfalfa memang ada pada saat Al-Qur'an turun !.

Terlepas dari kebenaran yang masih perlu dikaji – yaitu apakah yang disebut di Al Qur'an sebagai "wa jannaatin alfaafa" ini adalah "kebun-kebun yang rindang" secara umum, atau secara khusus diarahkan untuk kebun Alfalfa. Yang jelas tanaman Alfalfa ini memang merupakan karunia yang luar biasa dari Allah untuk umat manusia di dunia.

Karunia tersebut antara lain adalah :

1. Akarnya yang sangat dalam masuk ketanah, selain menjadi penahan erosi yang sangat efektif juga dapat menyerap hampir seluruh unsur-unsur penting yang ada di dalam tanah.

2. Memiliki protein yang sangat tinggi, dari sebuah riset di Kroasia, tangkai Alfalfa bisa mengandung protein sampai sekitar 18% ; dan bahkan daunnya bisa diatas 30 %.

3. Dengan kandungan protein yang sangat tinggi tersebut, maka seluruh hewan ternak ruminansia (sapi, kerbau, kambing dlsb) akan sangat cepat tumbuh bila diberi makan dari Alfalfa ini.

4. Bahkan daun Alfalfa memiliki kandungan klorofil yang sangat tinggi yang bermanfaat untuk kesehatan manusia.

5. Dlsb.dlsb.

Lantas apa kaitannya tanaman Alfalfa ini dengan krisis berkurang tinggi-nya anak-anak Indonesia yang disebabkan oleh kurangnya makan daging ?.

Daging dari sapi, kambing dan lain sebagainya akan mudah dihasilkan dengan murah bila ditemukan tanaman yang mengandung protein tinggi seperti tanaman Alfalfa ini. Tidak heran negeri seperti Amerika menanam tambahan sekitar 9.2 juta hektar tanaman ini setiap tahunnya untuk makanan ternak mereka. Nilai ekonomi tanaman Alfalfa di negeri tersebut sangat tinggi ( nomor ketiga setelah jagung dan kedelai) karena menjadi sumber pakan ternak yang sangat efektif ini.

Lantas mengapa tidak kita tanam saja banyak-banyak agar kambing dan sapi kita cepat tumbuh – agar daging menjadi murah dan terjangkau oleh seluruh rakyat ?. Tidak mudah memang, beberapa pihak di tanah air sudah mencobanya tetapi belum berhasil.

Saat ini kita bisa membeli benih tanaman ini dari luar tetapi yang sudah dibuat infertile oleh produsennya. Inilah jahatnya mereka, mereka tidak menghendaki tanaman yang luar biasa ini tumbuh di negeri seperti Indonesia – agar negeri seperti kita ini tetap tergantung pada negara-negara tersebut untuk terus impor daginng dlsb.

Tetapi one way or another , kita harus bisa menumbuhkan tanaman ini banyak-banyak di negeri kita ini, agar kita bisa beternak kambing dan sapi banyak-banyak secara efisien. Agar anak-anak negeri ini mampu makan daging secara cukup kedepannya. Apalagi bila benar Alfalfa ini adalah tanaman yang disebut di surat An-Naba' tersebut diatas, pasti manfaatnya untuk seluruh umat manusia – tidak hanya bangsa negara maju saja.

Melihat potensi yang begitu besar ini, kami mengundang para ahli dan praktisi pertanian di seluruh Indonesia – yang memiliki pengetahuan atau pengalaman langsung dengan Alfalfa ini - untuk membantu kami membudi dayakan Alfalfa ini secara luas di Indonesia. Kami terbuka untuk berbagai bentuk kerjasama yang baik untuk membangun kegenerasi yang kuat kedepan, generasi penghafal Al-Qur'an yang minum susu kambing secara cukup dan juga makan daging yang cukup.

Siapa tahu Anda bisa menjadi bagian dari solusi atas masalah-masalah besar yang terkait dengan sumber pangan bangsa ini kedepan. Solusi yang petunjuknya sudah begitu jelas ada di Al-Qur'an . InsyaAllah bersama kita bisa !.

agribisnis indonesia, alfaafa, sejarah alfaafa, desain pertanian qurani, resolusi pertanian, resolusi peternakan,

Rumah Hikmah, www.rumah-hikmah.com

Tulisan Terkait:

Info Bisnis:

Info Keuangan:


Description: Menyimak kembali tànaman Alfaafa dari Al Quran
Rating: 4.5
Reviewer: google.com
ItemReviewed: Menyimak kembali tànaman Alfaafa dari Al Quran
SelengkapnyaMenyimak kembali tànaman Alfaafa dari Al Quran

Firman2Nya untuk petani

Posted by Noer Rachman Hamidi


Begitu detilnya petunjuk itu dari Firman Allah SWT, sehingga selalu saja ada ayat yang pas untuk di-taddabur-i bila Anda petani pada setiap tahap penanaman tanaman Anda misalnya:

"Pada saat Anda menebar benih, baca dan dalami ayat "Innallaha faaliqul habbi wannawaa – sesungguhnya Allah yang menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhanan dan biji buah-buahan" (QS 6:95). Ketika tanaman mulai tumbuh baca dan dalami ayat : "Afaraaitum maa tahrutsuun, aantum tajraauunahuu am nahnuzzaari'un - Maka terangkanlah kepadaku tentang yang kamu tanam? Kamukah yang menumbuhkannya ataukah Kami yang menumbuhkannya?" (QS 56 : 63-64).

"Ketika melihat kebun sudah berhasil baik, maka baca dan dalami ayat : "…Masya Allah, La Quwwata Illaa Billah…" (QS 18 : 39). Ketika kebun gagal panen-pun baca dan dalami ayat : "…Subhaana Rabbinaa Innaa Kunnaa dhaalimiin" (QS 68:29)". "Ketika hujan tidak turun-turun sehingga Anda tidak bisa bercocok tanam, beristigfarlah …(QS 70 :10-11)"

Subhanallah...

Agribisnis Indonesia
Rumah Hikmah, www.rumah-hikmah.com

Tulisan Terkait:

Info Bisnis:

Info Keuangan:


Description: Firman2Nya untuk petani
Rating: 4.5
Reviewer: google.com
ItemReviewed: Firman2Nya untuk petani
SelengkapnyaFirman2Nya untuk petani

Kemandirian Kebutuhan Minyak (dan Energi..?)

Posted by Noer Rachman Hamidi


Di antara sekian banyak tanaman yang ada di dunia, ada satu jenis tanaman yang keberkahannya secara eksplisit disebutkan di Al-Qur’an yaitu pohon zaitun.

“Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat (nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahayaNya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS 24:35).

Selama ini kita berasumsi bahwa zaitun ini adalah tanaman negeri-negeri Arab  dan Mediterania – karena produksi terbesar zaitun dunia memang di Mediterania – yaitu Spanyol dengan luas tanam sampai 2.33 juta hektar dengan produksi sekitar 6.94 juta ton per tahun.

Mungkinkah negeri kita ini menjadi produsen besar zaitun dunia ?

Kemungkinan itu tentu selalu ada, hanya yang diperlukan adalah pikiran terbuka kita untuk mau belajar, berusaha dan terus mencoba sesuatu yang berbeda – sambil tentu saja memohon pada Yang Maha Pencipta untuk memudahkan jalan kita. Hanya Dia yang bisa menumbuhkan segala jenis pepohonan itu sebagaimana firmanNya :

“Atau siapakah yang telah menciptakan langit dan bumi dan yang menurunkan air untukmu dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu kebun-kebun yang berpemandangan indah, yang kamu sekali-kali tidak mampu menumbuhkan pohon-pohonnya? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Bahkan (sebenarnya) mereka adalah orang-orang yang menyimpang (dari kebenaran).” (QS 27:60).

Maka jelas bila Allah berkehendak – pohon zaitun-pun akan bisa tumbuh sebaik-baiknya di negeri kita ini. Ini dari tataran Ilahiahnya, sekarang bagaimana dari tataran ikhtiari manusianya ?

Pertama dari statistik pohon-pohon yang paling banyak ditanam manusia di dunia. Zaitun menduduki nomor 3 pohon terbanyak ditanam di dunia setelah kelapa dan sawit. Menariknya adalah di dua jenis pohon yang lebih banyak dari zaitun tersebut, Indonesia berada di urutan no 2 untuk kelapa (setelah Philippine)  dan nomor 1 untuk sawit (di atas Malaysia).

Luas tanaman sawit Indonesia saat ini lebih dari dua kalinya luas tanaman zaitun di Spanyol – yang merupakan penghasil zaitun terbesar dunia. Artinya dari ketersediaan lahan, mestinya sangat cukup bagi kita untuk bisa menanam zaitun secara masif dalam jumlah yang sangat besar – seperti ketika kita menanam sawit.

Sama-sama penghasil minyak, tetapi yang satu (zaitun) disebut keberkahannya secara spesifik di Al-Qur’an – mengapa tidak ini yang kita pilih ? Apakah tanaman ini cocok ditanam di tanah kita ? pertama dahulu sawit juga bukan tanaman asli kita, awalnya dibawa penjajah Belanda konon hanya 3 atau 4 benih dari Afrika Barat. Lihat kini Indonesia menjadi produsen sawit terbesar di dunia.

Kedua dari sisi geografis, zaitun tumbuh terbaik di daerah daerah subur yang beriklim panas. Kurang apa banyaknya daerah subur yang kita miliki ? dan kurang panas apa sekarang suhu rata-rata kita ? Tetapi mengapa kita menganggap penting zaitun ini ?
  • Pertama tentu karena keberkahannya yang disebutkan di Al-Qur’an tersebut di atas.
  • Kedua karena keberkahan tersebut juga terbukti secara ilmiah. Bila minyak sawit banyak diperdebatkan dampaknya pada kesehatan misalnya,  minyak zaitun sebaliknya begitu banyak diberitakan manfaatnya.
Dengan begitu banyaknya bukti ilmiah yang menunjang minyak zaitun ini, sejak sekitar sepuluh tahun lalu di Amerika bahkan minyak zaitun boleh dilabeli sebagai minyak kesehatan. Diantara yang terbukti secara ilmiah itu adalah menurunkan kolesterol, menurunkan resiko penyakit cardiovascular, menurunkan tekanan darah, meningkatkan keperkasaan seksual, mengurangi resiko penyakit saluran pernafasan, anticancer, antiseptic dan antimicrobial.

Dengan mengungkapkan kelebihan minyak zaitun tersebut, tidak berarti juga serta merta kita gantikan lahan-lahan sawit dengan zaitun – meskipun nantinya bisa jadi para pemilik lahan sawit akan hijrah ke zaitun dengan sendirinya bila mengetahui nilai ekonomisnya yang juga luar biasa.

Tetapi saya lebih tertarik untuk mengarahkan pohon zaitun ini sebagai tanaman rakyat, agar sebanyaknya rakyat nantinya bisa menanam dua pohon zaitun dari jenis yang berbeda di halaman rumah-rumahnya. Perlu dua jenis karena pohon zaitun memberi hasil maksimal bila bisa terjadi polinasi dari dua jenis yang berbeda, disamping juga meminimasi penjalaran penyakit.

Pohon zaitun bisa dibudi dayakan-oleh rakyat karena bahkan untuk mengolah sampai menjadi minyakpun tidak harus membutuhkan industri, seperti di negeri Jordania (saya sempat membeli minyak zaitun produksi rumah tangga dalam perjalanan ke Al Aqsa). Dengan peralatan dapur yang seadanya, Anda bisa membuat minyak zaitun terbaik Anda sendiri – yaitu yang disebut EVOO (Extra Virgin Olive Oil).

 

Saya membayangkan suatu saat rakyat negeri ini tidak perlu pusing oleh mahalnya minyak goreng, kelangkaan minyak tanah dlsb. Semua bisa diproduksi sendiri dari halaman rumahnya. Memang perlu waktu untuk sampai ke sana, tetapi kalau kita mulai sekarang – insyaAllah generasi anak cucu kita akan bisa mandiri dari sisi minyak yang sehat ini. Suatu saat kita akan bisa makan goreng-gorengan yang murah, enak dan sehat karena minyaknya kita buat sendiri dari jenis minyak yang terbukti aman dan bahkan menunjang kesehatan tersebut.

Kandungan lemak buah zaitun sekitar 15.3 % , jadi cukup tinggi rendemen setiap buahnya yang bisa menjadi minyak. Produktifitas hasil buah zaitun per pohon juga bisa sangat tinggi. Ketika di awal masa berbuah mulai dari sekitar 10 kg/ pohon ; ketika pohon terus membesar hasilnya untuk jenis zaitun tertentu bisa mencapai 1 ton/ pohon.

Bentuk keberkahan lain dari phon zaitun adalah usianya yang bisa sangat panjang, salah satu pohon zaitun di Athena dimana Plato dahulu bernaung untuk mendirikan Plato Academy-nya – konon hingga kini pohon tersebut masih hidup – berarti 2400-an tahun sudah usianya.

Lantas bagaimana kita bisa mulai menanam pohon keberkahan yang usianya bisa sampai ribuan tahun ini ? Mulai dari yang kita bisa, mulai dari yang kita ada. Tidak terbatas pada knowledge tetapi juga benih dan bahkan pelatihannya untuk membangun skills yang dibutuhkan.

Jadi selain kurma, untuk anggur kini kami juga sudah memiliki jalur perolehan benih dan pelatihannya untuk membangun ketrampilan berkebun anggur.

Untuk zaitun sendiri, ada sahabat saya yang tidak sengaja menyimpan zaitun terbaik yang dibawanya langsung dari tanah Syam – yang secara spesifik disebut keberkahannya dalam ayat Al-Qur’an tersebut di atas.

Dari buah segar zaitun yang dibawa langsung dari negeri Syam oleh tangan pertama inilah nantinya mudah-mudahan zaitun bisa tumbuh dan berkembang di negeri yang subur ijo royo-royo ini. Seperti juga sawit, bisa jadi dunia menunggu kita di negeri ini untuk memproduksi secara masal kurma, anggur dan zaitun ini – tiga jenis tanaman yang paling banyak disebut dan disandingkan di Al-Qur’an.

Mengapa nunggu kita ?, karena di negeri inilah lahan-lahan subur dalam skala sangat luas itu tersedia. Di negeri inilah ratusan juta  muslim tinggal, jutaan diantaranya rajin membaca Al-Qur’an, puluhan ribu diantaranya bahkan hafal Al-Qur’an – dan diantara mereka ini pastinya banyak yang sangat menguasai tafsir ayat-ayatNya dengan sangat baik.

Bila penjajah Belanda yang tidak membaca Al-Qur’an saja bisa membuat rintisan yang kemudian menjadikan Indonesia produsen sawit terbesar di dunia ?, mengapa tidak kita untuk membuat rintisan agar kurma, anggur dan Sambil terus berusaha membenihkan biji-biji dari buah zaitun segar yang dibawa langsung dari tanah Syam tersebut, kita perlu terus berdo’a memohon pertolonganNya – karena hanya dia-lah yang sanggup menghidupkan tanaman dari biji-bijian tersebut.

“Sesungguhnya Allah menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah buahan. Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. (Yang memiliki sifat-sifat) demikian ialah Allah, maka mengapa kamu masih berpaling?” (QS 6:95).

InsyaAllah kami siap berbagi know-how dan skills  pada waktunya setelah eksperimen-eksperimen ini berhasil. Amin YRA.

www.agribisnis-indonesia.com
Rumah Hikmah, www.rumah-hikmah.com

Tulisan Terkait:

Info Bisnis:

Info Keuangan:


Description: Kemandirian Kebutuhan Minyak (dan Energi..?)
Rating: 4.5
Reviewer: google.com
ItemReviewed: Kemandirian Kebutuhan Minyak (dan Energi..?)
SelengkapnyaKemandirian Kebutuhan Minyak (dan Energi..?)

Mencukupi Kebutuhan Nutrisi di Negeri ini

Posted by Noer Rachman Hamidi


Sejak kecil kita mengenal konsep empat sehat lima sempurna sebagai kebutuhan nutrisi makanan kita sehari-hari. Yang belum nyambung hingga kini adalah konsep pemenuhan kebutuhan untuk bisa makan secara empat sehat lima sempurna ini.

Saya belum pernah tahu misalnya, apakah ada koordinasi antara departemen yang mengurusi kesehatan dengan departemen yang mengurusi pertanian. Mestinya harus nyambung antara kebutuhan makan kita yang sehat dengan apa-apa yang kita tanam.

Ada lima komponen utama yang seharusnya bisa dipenuhi secara cukup dan seimbang oleh apa-apa yang kita makan tersebut :
  • Pertama adalah karbohidrat yang diperlukan untuk menyediakan energi bagi aktifitas kita sehari-hari.
  • Kedua adalah lemak yang juga menjadi sumber energi yang sangat efektif, disamping juga ikut berperan membangun tubuh.
  • Ketiga adalah protein yang fungsi utamanya membangun tubuh, menyediakan energi dan juga ikut mengatur fungsi-fungsi tubuh.
  • Keempat adalah mineral yang berfungsi untuk membangun tubuh dan mengatur fungsifungsi tubuh, dan
  • yang terakhir adalah vitamin yang juga berfungsi untuk mengatur fungsi-fungsi tubuh.

Dengan lima komponen yang seimbang tersebutlah kita bisa beraktifitas secara cukup, sambil terus mengalami pertumbuhan sampai usia tertentu , terus mengalami  peremajaan sel-sel tubuh yang rusak dan segala fungsifungsi dalam tubuh kita juga dapat berjalan sempurna.

Maka ketika kita bercocok tanam misalnya, mustinya apa-apa yang kita tanam juga harus dapat menghasilkan lima hal tersebut secara seimbang. Kekurangan di salah satunya membuat kita harus meng-impor produk-produk yang terkait, apalagi kalau kekurangan itu di banyak komponen sekaligus. Konsentrasi pertanian kita masih seputar menghasilkan karbohidrat, inipun sering kurang sehingga perlu impor tambahannya dari waktu kewaktu.

Kita mungkin memproduksi lemak nabati secara cukup (dari minyak sawit) dan bahkan kita juga ekspor, tetapi kita memproduksi kebutuhan lainnya seperti sumber-sumber protein secara sangat tidak cukup.

Sumber protein nabati utama kita dari kedelai, namun kita hanya bisa memproduksinya sekitar 1/3 dari kebutuhan kita – sisanya harus kita impor dengan harga yang semakin mahal. Protein hewani-pun kita masih begitu banyak ketergantungan pada impor, baik itu berupa daging maupun susu. Hal yang sama terjadi pada pemenuhan unsur-unsur mikro seperti mineral dan vitamin.

Negeri yang ijo royo-royo ini masih terus digerojogi dengan buah-buahan impor. Di negeri katulistiwa yang paling kaya dengan biodiversity ini, sudah seharusnya kita mampu swasembada pangan dalam arti yang sesungguhnya. Bukan hanya swasembada karbohidrat atau lemak, tetapi juga dalam hal protein baik nabati maupun hewani, mineral dan juga vitamin-vitamin.

Lantas apa yang perlu kita tanam ?, banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengidentifikasi tanaman-tanaman yang saling melengkapi untuk lima komponen utama tersebut di atas. Namun saya lebih suka menggunakan petunjukNya untuk memilih tanaman-tanaman ini. Dia Yang Maha Tahu, tentu juga sangat mengetahui apa-apa yang kita butuhkan.

Tanaman-tanaman yang disebutkan dalam KitabNya, ternyata sangat lengkap dalam memenuhi seluruh kebutuhan kita. Perhatikan mapping dalam ilustrasi di atas setelah dilengkapi dengan tanaman-tanaman Al-Qur’an untuk mengisi kebutuhan komponen makanan kita – seperti pada ilustrasi berikut :

Bahkan secara spesifik ketika kita diminta olehNya untuk memperhatikan apa yang kita makan (QS 80:24-32), termasuk didalamnya adalah untuk memperhatikan makanan untuk ternak kita (rumput-rumputan) – karena dari ternak tersebutlah kita kemudian akan bisa makan apa-apa yang tidak bisa kita peroleh dari tanaman.

Daging , susu, telur dan bahkan juga ikan melengkapi makanan kita secara sempurna dengan protein, lemak , mineral dan vitamin. Diluar tanaman-tanaman Al-Qur’an tersebut tentu juga masih bisa terus ditanam, bahkan untuk awalnya tanaman-tanaman Al-Qur’an ini bisa diarahkan untuk tanah-tanah yang selama ini tidak diproduktifkan.

Tanaman-tanaman tersebut insyaAllah bisa tumbuh baik di tanah kita yang gersang sekalipun, Anggur dan Zaitun sejak jaman Yunani kuno sudah dimanfaatkan untuk mengisi tanah-tanah yang gersang – dimana tanaman lain sulit tumbuh.

Kita juga belajar dari sejarah, bahwa selama 8 abad Islam menguasai dunia – umat ini yang waktu itu memimpin dari negeri-negeri Mediterania – mendatangkan tanaman-tanaman dari Asia antara lain beras, tebu dlsb untuk melengkapi kebutuhan makanan mereka, dan tanaman-tanaman dari Asia ini tumbuh baik di Mediterania sana.

Maka sebaliknya juga demikian, umat Islam yang hidup di jaman ini di negeri ini – sangat dimungkinkan untuk mendatangkan tanaman-tanaman yang semula habitatnya di Mediterania – untuk hidup dan tumbuh di negeri ini, melengkapi kebutuhan makanan kita yang kini lagi kedodoran karena salah urus dan tidak digunakannya petunjuk yang terang benderang.

Bila kita bisa menanam sendiri secara cukup apa-apa yang kita perlukan dalam makanan kita, insyaAllah negeri ini akan sehat secara jasmani dan juga sehat secara ekonomi. Lapangan kerja akan melimpah karena begitu banyak yang harus kita kerjakan, upah yang dibayarkan kepada para pekerja tersebut-pun akan berputar di dalam negeri karena untuk membeli produksi kita sendiri.

Namun sekali lagi ini tentu tidak semudah membalik telapak tangan, perlu kerja keras, kerja cerdas dan juga kerja ikhlas. Perlu kesabaran untuk menempuhnya, tetapi kalau tidak kita lakukan – lantas siapa yang akan melakukannya untuk kita dan anak-cucu keturunan kita ?
Wallahu A'lam.

www.agribisnis-indonesia.com
Rumah Hikmah, www.rumah-hikmah.com

Tulisan Terkait:

Info Bisnis:

Info Keuangan:


Description: Mencukupi Kebutuhan Nutrisi di Negeri ini
Rating: 4.5
Reviewer: google.com
ItemReviewed: Mencukupi Kebutuhan Nutrisi di Negeri ini
SelengkapnyaMencukupi Kebutuhan Nutrisi di Negeri ini

Menyiapkan makanan di sekitar kita

Posted by Noer Rachman Hamidi


Konon salah satu indikator negeri yang buruk atau negeri yang akan terus mengalami kemunduran itu adalah bila suatu negeri gemar menanam tanaman yang tidak bisa dimakan. Entah siapa yang mulai merumuskan indikator ini, tetapi ini juga sejalan dengan formulasi negeri yang sebaliknya – yaitu negeri yang baik menurut AlQur’an. Bila negeri yang baik itu adalah negeri yang di kanan dan kirinya kebun-kebun yang menghasilkan buah yang di makan.

“Sesungguhnya bagi kaum Saba' ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (Kepada mereka dikatakan): "Makanlah olehmu dari rezeki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun". (QS 34:15).

Maka yang sebaliknya juga sangat mungkin berlaku, negeri yang buruk adalah negeri yang tidak peduli untuk menanam tanaman yang bisa dimakan. Sesubur apapun suatu negeri, bila yang ditanam adalah tanaman-tanaman yang tidak dimakan – lantas dari mana rakyatnya akan memperoleh makanannya secara cukup dan berimbang ?

Tentu ini tidak berlaku untuk negeri-negeri yang secara khusus sudah ditetapkan oleh Allah sebagai negeri yang diberkahi seperti Syam, juga negeri yang dipenuhi buah-buahan atau makanan meskipun tidak perlu menanamnya – sebagai bentuk terkabulnya do’a bapak para nabi yaitu Mekah. Negeri kita bukan Syam dan bukan Mekah, maka bila rakyatnya tidak gemar menanam tanaman yang dimakan dikhawatirkan akan masuk kategori negeri yang buruk atau negeri yang mengalami kemunduran.

Gejala-gejalanya mudah dilihat di sekitar kita. Negeri yang subur ijo royo-royo ini baru berkutat di satu atau dua dari lima jenis makanannya – yaitu karbohidrat dan mungkin juga lemak (minyak). Kita tidak bisa mencukupi kebutuhan protein, vitamin dan mineral – yang sebagian besarnya harus diimpor.

Gejala lain juga mudah kita temukan di sepanjang jalan yang kita lalui baik tol maupun non-tol, baik jalan-jalan yang di kota maupun yang antar kota, juga di perumahan-perumahan yang elite maupun yang tidak elite. Perhatikan apa yang ditanam di tempat-tempat tersebut ?, dimakankah ?, rata-rata bukan dari jenis tanaman yang bisa dimakan.

Kita membuang begitu banyak kesempatan untuk menghasilkan makanan, padahal makanan inilah problem utama rakyat negeri ini dan juga negerinegeri lain di dunia. Lantas bagaimana solusinya agar kita bisa membalik arah, agar negeri yang sedang mengalami kemunduran ini berubah arah menuju kemakmurannya ?.

Agar rakyat bisa makan secara cukup dan seimbang dari hasil-hasil tanaman yang ditanam di tanah kita sendiri ? Jawabannya adalah, harus ada kerja keras membalik arah budaya ini. Dari mana memulainya ?, minimal dari tulisan-tulisan semacam ini.

Kemudian juga diikuti langkah nyata seperti yang kami lakukan di www.agribisnis-indonesia.com, insyaAllah kami akan mulai memberikan informasi kepada masyarakat secara gratis untuk belajar menanam tanaman-tanaman yang bisa dimakan.

Agar tidak reinvent the wheel, tanaman-tanaman yang bisa dimakan yang kami sosialisasikan ini – juga bukan tanaman coba-coba. Ilmu manusia terlalu sedikit dan umur nya terlalu pendek untuk bisa mengetahui secara bijak apa yang seharusnya ditanam untuk jangka panjang ini, maka kami ambilkan tanaman-tanaman yang namanya disebut secara langsung di Al-Qur’an.
Alhamdulillah 3 dari 5 tanaman-tanaman yang disebut tersebut telah terbukti berbuah  di dalam pot-pot yang kami coba yaitu Anggur, Tin dan Delima. Dua lagi yaitu Kurma dan Zaitun insyaallah juga akan bisa berbuah didalam pot dengan seijinNya, tinggal menunggu waktunya saja.

Kemampuan untuk tumbuh dan berbuah di dalam pot ini penting karena penduduk kota-kota besar rata-rata memiliki lahan yang sangat sempit atau bahkan tidak memiliki lahan sama sekali. Maka menanam buah dalam pot adalah solusinya , karena bisa dilakukan oleh siapa saja dan dimana saja. Bahkan juga oleh orang-orang yang masih mengontrak, karena tanamannya bisa dibawa pindah saat kontrakannya harus pindah.

Tanaman buah dalam pot ini juga akan mudah untuk diperjual-belikan, sehingga kelak akan ada pasar untuk jual beli tanaman/pohon-pohon buah dalam pot. Saat inipun kami memfasilitasi bagi yang ingin jual beli pohon buah dalam pot ini.

Yang kami bayangkan adalah suatu saat nanti akan meluas di masyarakat kegemaran menanam pohon-pohon yang menghasilkan makanan. Di kanan kiri kita atau dimanapun kita berjalan akan melihat kebun-kebun makanan, maka saat itulah negeri kita menjadi negeri yang baik seperti yang digambarkan dalam ayat tersebut di atas. InsyaAllah.

www.agribisnis-indonesia.com
Rumah Hikmah, www.rumah-hikmah.com

Tulisan Terkait:

Info Bisnis:

Info Keuangan:


Description: Menyiapkan makanan di sekitar kita
Rating: 4.5
Reviewer: google.com
ItemReviewed: Menyiapkan makanan di sekitar kita
SelengkapnyaMenyiapkan makanan di sekitar kita